Bab 11 Makalah Agama dan Masyarakat
Agama dan Masyarakat
Dibuat oleh :
Eva Dwi Meliani
12116405
1KA06
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama
mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya. Sehingga pada saat ini saya bisa dan berhasil untuk
mengerjakan dan menyelesaikan tugas “Makalah Agama dan Masyarakat”. Mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar Dosen Herry
Sussanto.
Makalah
ini berisikan pembahasan tentang Agama dan Masyarakat.Di makalah ini, penulis berusaha
semaksimal mungkin dan sangat berharap agar pembaca mengerti, paham dan
menambah informasi tentang Agama dan Masyarakat.Saya menyadari bahwa Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata saya sampaikan Terimakasih kepada semua pihak.Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita, Amin.
27 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Agama dalam Masyarakat
2.1.1. Fungsi
Agama
2.1.2. Dimensi Agama
2.1.3
Pelembagaan Agama
2.2 Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli
2.2.1 Tiga Tipe Kaitan Agama Dengan Masyarakat
2.2.2 Hubungan Agama dengan masyarakat
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kaitan agama
dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi
penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi
rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan
maut menimbulkan religi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada
pengalaman agamanya para tasawuf. Bukti diatas sampai pada pendapat bahwa agama
merupakan tempat mencari makna hidup yang final. Kemudian pada urutannya agama
yang diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan
sosial dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, dimana
pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tingkatan sosial, dan individu
dengan masyarakat seharusnya tidak bersifat antagonis.
Membicarakan
peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang sudah tentu
hubungannya erat, memiliki aspekaspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh dari
citacita agama dan etika agama dalam kehidupan individu dari kelas sosial dan
grup sosial, perseorangan dan kolektivitas, dan mencakup kebiasaan dan cara
semua unsur asing agama diwarnainya. Yang lainnya juga menyangkut organisasi dan
fungsi lembaga agama sehingga agama dan masyarakat itu berwujud kolektivitas
ekspresi nilainilai kemanusiaan, yang mempunyai seperangkat arti mencakup
perilaku sebagai pegangan individu dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya.
Agama sebagai suatu sistem mencakup individu dan masyarakat, seperti adanya
emosi keagamaan, keyakinan terhadap sifat faham, ritual, serta umat atau
kesatuan sosial yang terkait agamanya. Agama dan masyarakat dapat pula
diwujudkan dalam sistem simbol yang memantapkan peranan dan motivasi
manusianya, kemudian terstrukturnya mengenai hukum dan ketentuan yang berlaku
umum, seperti banyaknya pendapat agama tentang kehidupan dunia seperti masalah
keluarga, bernegara, konsumsi, produksi, hari libur, prinsip waris, dan
sebagainya.
Kebutuhan
dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaam berbedabeda. Karena itu
kebhinekaan kelompok dalam masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis
kebutuhan keagamaan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah
“Hubungan Manusia dengan Agama”.
Untuk
memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam
makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Pengertian agama dan masyarakat serta fungsi agama dalam masyarakat
2. Dimensi Komitmen Agama dalam Masyarakat
3. Kaitan Agama dengan Masyarakat
4. Pelembagaan Agama
5. Faktor yang menyebabkan adanya konflik agama
6. Contoh konflik agama
7. Cara mengantisipasi konflik agama.
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Agar lebih mengetahui definisi pengertian Agama dan Masyarakat2. Agar bisa lebih memahami perlakuan agama dalam masyrakat3. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah dan tugas Ilmu Sosial Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Agama dalam Masyarakat
Pengertian agama menurut kamus
besar Bahasa Indonesia adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia serta lingkungannya. Kata agama berasal dari Bahasa
sansekerta yang berarti tradisi, sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep
ini adalah religi yang berasal dari Bahasa latin religio dan berakar pada kata
kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan religi
seseorang mengikat dirinya kepada tuhan.
2.1.1. Fungsi Agama
Fungsi agama dalam masyarakat ada
tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan
kepribadian.
Teori fungsional dalam melihat kebudayaan
pengertiannya adalah, bahwa kebudayaan itu berwujud suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sistem sosial yang
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, setiap saat mengikuti
pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, bersifat kongkret terjadi di
sekeliling.
·
Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis
(hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar bagi
penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang
benar menurut ajaran agama masing-masing.
·
Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia
selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama
meliputi kehidupan dunia dan akhirat.
·
Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama
seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin
dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka
harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
·
Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya
makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan,
keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk
tidak bisa berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan
yang ada.
·
Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila
fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan
berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan
masyarakat) yang memukau.
·
Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah
kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi
ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan
moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
·
Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong
fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif
bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
2.1.2. Dimensi Agama
Masalah fungsionalisme
agama dapat dinalisis lebih mudah pada komitmen agama, menurut Roland Robertson
(1984), diklasifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan,
dan konsekuensi.
1. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.2. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti tidak bersifat formal dan tidak bersifat publik serta relatif spontan.3. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu perantara yang supernatural.4. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.5. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
2.1.3
Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga untuk membimbing, membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut agama. Pelembagaan Agama di Indonesia yang mengurusi agamanya1. Islam : MUIMUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.2. Kristena) Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di Indonesia – DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”b) Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali) adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2 uskup).3. Hindu : PersadaParisada Hindu Dharma Indonesia ( Parisada ) ialah: Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.4. Budha : MBIMajelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.5. Konghucu : MatakinMajelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955. Keberadaan umat beragama Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini. Mengingat sejak zaman Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama Khonghucu telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih sejak zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara.
2.2
Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli
- 1. Peter l. BergerMasyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan .
- Karl Marx
Masyarakat ialah keseluruhan hubungan – hubungan
ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan
produksi ekonomis, yakni teknik dan karya.
- Gillin & Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
- Harold j. Laski
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup
dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama.
- Robert Maciver
Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang
ditertibkan (society means a system of ordered relations)
- Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
2.2.1 Tiga Tipe Kaitan Agama Dengan Masyarakat
Agama
memiliki tiga (3) tipe hubungan dengan masyarakat diantaranya ( menurut
Elizabeth K. Nottingham )
a)
Masyarakat
Pedalaman
Di dalam kehidupan masyarakat pedalaman agama masih
berdasarkan kepercayaan sehingga mereka mengadakan berbagai upacara ritual
karena mereka percaya dengan begitu mereka sudah memiliki agama.
b)
Masyarakat
Semi Industri
Dalam
masyarakat semi industri sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman sehingga di
masyarakat semi indutri sudah memegang agama sebagai kepecayaan dan sebagai
pedoman dalam melakukan segala hal seperti berdagang.
c)
Masyarakat Industri
Sekunder ( Modern )
Dalam masyarakat industri sekunder sudah banyak muncul
teknologi canggih sehingga lebih mudah menolong kegiatan manusia, namun karena
sudah banyak teknologi maka agama menjadi di "no duakan" sehingga
kurangnya kepercayaan terhadap agama.
2.2.2
Hubungan Agama dengan masyarakat
Telah kita ketahui Indonesia
memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan
masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat
dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestraikan budaya.
Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu
Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya.
Hal ini membuktikan bahwa
agama mempunyai hubungan yang erat dengan budaya sebagai patokan utama dari
masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan
kebudayaannya.Selain itu masyarakat juga turut mempunyai andil yang besar dalam
melestarikan budaya, karena masyarakat-lah yang menjalankan semua perintah
agama dan ikut menjaga budaya agar tetap terpelihara.
Selain itu ada juga hubungan
lainnya, yaitu menjaga tatanan kehidupan. Maksudnya hubungan agama dalam
kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan
yang harmonis, karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain.
Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan taat dengan peraturan
yang ada, hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan dengan itu kita dapat
membuat keadaan menjadi lebih baik seperti memelihara dan menjaga budaya kita
agar tidak diakui oleh negara lain.
Daftar Pustaka
Afrianto, Anton. 2013. Makalah Agama dan
Masyarakat.http://gadogadoinf.blogspot.com
Destiara, Cipta. 2013. Fungsi Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar.http://ciptadestiara.wordpress.com.
Soal Bab 11 :
1. Seseorang yang memiliki sikap mau menerima diri apa adanya, karena
sadar bahwa dirinya tetap bernilai dan berarti orang tersebut terhadap dirinya
memiliki?
A. Solidaritas
B. Perhatian
C. Respek
D. Tanggung jawab
2. Fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama
baik antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam
kewajiban-kewajiban sosial yang mempersatukan mereka adalah
pengertian dari?
A. Fungsi Agama terhadap pemeliharaan masyarakat
B. Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai
C. Fungsi agama di sosial
D. Fungsi agama sebagai sosialisasi individu
3. Contoh penerapan agama dalam kehidupan sehari-hari adalah?
A. Mencuri
B. Berbohong
C. Berkelahi
D. Beribadah
4. Dengan mengalami kegagalan dan penderitaan, sesungguhnya kita
ditantang untuk?
A. Berusaha lebih keras
B. Tidak khawatir akan masa depan
C. Mau belajar dari pengalaman
D. Memahami realitas tersebut
5. Melalui harta milik pribadi, orang diharapkan dapat?
A. Membantu sesama yang membutuhkan
B. Memenuhi kebutuhan hidup
C. Bersyukur kepada Tuhan
D. Berkembang sebagai pribadi
Link Gunadarma :
Komentar
Posting Komentar