Bab 6 Makalah Individu,Keluarga dan Masyarakat
Individu,Keluarga dan Masyarakat
Dibuat oleh :
Eva Dwi Meliani
12116405
1KA06
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan.
Makalah ini disusun agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial
Dasar. Khususnya tentang pembahasan “Individu,Keluarga dan Masyarakat”.
Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata
kuliah Ilmu sosial Dasar (softskil). Pemahaman tentang penduduk dan hal
– hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan suatu harapan suatu
masalah dapat diselesaikan dan dihindari kelak, sekaligus menambah wawasan bagi
kita semua.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Herry
Susanto selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadarma. Makalah
ini, tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih dalam
tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi dan saran, sangat saya
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.
27 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Makud dan Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Individu,Keluarga dan Masyarakat
2.2 Pergolongan Masyarakat
2.3 Hubungan antara Individu,Keluarga dan Masyarakat
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang
diciptakan oleh tuhan di muka bumi ini yang hidup dibekali dengan akal dan
hidup dengan cara berkelompok saling membutuhkan satu sama lain, mereka juga
memiliki organisme yang terbatas di bandingkan dengan makhluk hidup lain
ciptaan tuhan. Oleh karna itu manusia untuk megatasi keterbatasan kemampuan
organisasinya itu, manusia mengembangkan sistem-sistem dan hidupnya melalui
kemampuan akalnya seperti sistem mata pencarian dan sitem perlengkapan hidup
lainnya.
Naluri manusia untuk selalu berhubungan denga
oranglain disebut “gregariousness” oleh karena itu manusia disebut dengan
makhluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuaannya
dan memberikan makna pada hidupnya, sehingga timbul yang kita kenal sebagai
kebudayaan nya itu sistem interintregasi dari perilaku manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal dengan
makhluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan.
Manusia itu pada hakekatnya adalah makhluk
sosial,tidak dapat hidup menyendiri. Manusia itu merupakan makhluk yang
bergaul, berinteraksi. Perkembangan ini menjadikan kesatuan-kesatuan
manusia,kelompok sosial yang berupa keluarga dan masyarakat maka terbentuklah
suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
yang mengatur hidup mereka, memenuhi hidupnya.
1.2 Makud dan Tujuan
- Agar lebih mengetahui definisi pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat.
- Agar dapat mempertahankan kebudaya nasional indonesia agar tidak direbut bangsa lain.
- Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah dan tugas Ilmu Sosial Dasar.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Individu,Keluarga dan
Masyarakat
A. Pengertian
Individu
“Individu” berasal dari kata latin, “individuum”
artinya “yang tidak terbagi”. Jadi Individu merupakan suatu sebutan yang
dipakai untuk menyatakan kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu
sosial, Individu menekankan penyelidikan pada kenyataan-kenyataan hidup
istimewa yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.
Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu kesatuan melainkan manusia sebagai makhluk hidup yang dihitung
dalam “perseorangan”. Oleh karena itulah, sifat satu individu dengan yang
lainnya berbeda meskipun mereka tinggal dalam satu lingkungan yang sama.
Sejenis tetapi tidaklah sama, pola pikir dan sifat memiliki cirinya
tersendiri. Karena diferensiasi itulah, Individu memiliki keuntungan
dalam mengetahui sejumlah wawasan seperti bahasa, agama, adat istiadat, hukum,
ilmu pengetahuan dan sebagainya. Berdasarkah hal tersebut maka diperolehlah
kesimpulan bahwa Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga memiliki pola dan
tingkah laku spesifik dan lainnya.
Pengertian Pertumbuhan
Secara generalisasi,
pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible
(tidak dapat dibalik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumblah sel
akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara
kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan
yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Perubahan dalam proses
pertumbuhan biasanya disebut dengan istilah protes.
Menurut pengertian ahli aliran
asosiasi, Pertumbuhan adalah suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan
pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman empiris
luar maupun panca indera yang menimbulkan sensations atau pengalaman
melalui keadaan mentar sendiri yang menimbulkan reflection. Sedangkan
menurut pendapat ahli psikologis Gestalt, Pertumbuhan adalah suatu proses
differensiasi yaitu terjadinya pertumbuhan pada seseorang secara perlahan
dengan mengenal sesuatu secara keseluruhan barulah kemudian mengenal
bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Dilain pihak menurut konsepsi
sosialisasi, Pertumbuhan merupakan salah satu proses dari sosialisasi dimana
individu secara perlahan tumbuh dengan berinteraksi sosial bersama individu
lainnya baik di dalam maupun luar lingkungannya.
C. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan
terdapat
tiga golongan, yaitu :a) Pendirian Navistik
Menurut para ahli golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Para ahli ini menunjukan berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya.
b) Pendirian Empiris dan Environmentalistik
Pendirian ini berlawana dengan navistik. Para ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali. Menurut faham ini di dalam pertumbuhan individu baik dasar maupun lingkungan kedua duanya memgang peranan penting.
c) Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
Kebanyakn para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahapan Pertumbuhan Individu Berdasar Psikologi
- Masa Vital (0 – 2), yaitu masa seorang Individu untuk mempelajari berbagai hal yang ada di dunianya karena pada masa itu ia baru dilahirkan ke dunia.
- Masa Estetik (2 – 7), yaitu masa seorang Individu mempelajari panca indera yang dimilikinya.
- Masa Intelektual (7 – 14), yaitu masa seorang Individu dalam mempelajari suatu hal yang dianggap baik atau buruk dimana hal tersebut akan mempengaruhi pembentukan karakter yang ia miliki di masa depan yang akan datang.
- Masa Sosial (14 – 21), yaitu masa dimana seorang Individu sudah dapat menguji dirinya sendiri lebih lanjut dalam kehidupan serta menghasilkan suatu keterampilan dan kemampuan untuk membuat pendirian hidup.
B. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal bahasa
Sanskerta: “kulawarga”; “ras” dan “warga” yang
berarti anggota. Berdasarkan penjelasan di atas, Keluarga adalah lingkungan
yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Dan menerangkan bahwa keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Menurut Salvicion
dan Celis (1998), di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan
Keluarga juga merupakan kelompok pertama yang
dikenal oleh Individu dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
pertumbuhan maupun perkembangan Individu tersebut baik sebelum maupun sesudah
dirinya terjun secara langsung dan menjadi bagian dari Masyarakat dalam
lingkungannya.
Macam Macam Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang
harus dilaksanakan oleh anggota yang menjadi bagian di dalamnya itu. Adapun
bermacam – macam fungsi yang dimiliki oleh Keluarga adalah sebagai berikut;
- Fungsi Biologis, yaitu fungsi Keluarga dalam melakukan tugas utamanya untuk meneruskan keturunannya.
- Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi Keluarga untuk melindungi setiap bagian anggota keluarganya dari gangguan – gangguan dengan cara menyediakan rumah sebagai tempat bernaung, memberikan layanan kesehatan ketika salah satu anggotanya sakit dan memberikan keamanan dari segala bahaya yang mengancam.
- Fungsi Ekonomi, yaitu fungsi Keluarga sebagai pemenuh kebutuhan setiap anggotanya. Misalnya seperti seorang kepala keluarga yang mencari nafka untuk mencukupi kebutuhan keluarganya setiap hari.
- Fungsi Keagamaan, yaitu fungsi Keluarga sebagai media untuk mengenalkan/menanamkan nilai-nilai atau unsur keagamaan kepada anggotanya. Misalnya dengan menanamkan keyakinan umat manusia akan adanya Tuhan serta jalan hidup di dunia ini maupun di akhirat kelak.
- Fungsi Sosial, yaitu fungsi Keluarga sebagai pemersiap masa depan anaknya jika kelak suatu saat nanti terjun ke dalam dunia masyarakat dan lingkungannya.
C. Pengertian Masyarakat
Pengertian Menurut para ahli :
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu
kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.
Sedangkan
menurut para ahli, masyarakat adalah;
- Selo Sumarjan (1974), masyarakatadalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
- Koentjaraningrat (1994), masyarakatadalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
- Ralph Linton (1968), masyarakatadalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
- Karl Marx,masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
- Paul B. Horton & C. Hunt,masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut
2.2 Pergolongan Masyarakat
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Masyarakat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu Masyarakat sederhana dan Masyarakat maju (modern).
- Masyarakat Sederhana, Kelompok masyarakat yang hidup dalam lingkungan sederhana dan cenderung pembagian pekerjaannya dibedakan menurut jenis kelamin anggotanya.
- Masyarakat Maju, Kelompok yang memiliki banyak organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang hendak dicapainya. Dalam lingkungannya
- Masyarakat Industri, Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
2.3 Hubungan
antara Individu,Keluarga dan Masyarakat
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila
pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan
sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang
mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
- . Hubungan individu dengan keluargaIndividu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.2. Hubungan individu dengan lembagaLembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka. Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.3. Hubungan individu dengan komunitasKomunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.4. Hubungan individu dengan masyarakatHubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.BAB 3PENUTUPKesimpulanDari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat memiliki relasi atau hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara komponen-komponen tersebut.Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan sosialnya yaitu masyarakat.Daftar PusakaLink Gunadarma :www.ilab.gunadarma.ac.id
Komentar
Posting Komentar